Review Hasil Bacaan
Kajian “Asmaradana” Dalam Sastra
Bandingan
Oleh : Syifa Fauziyah S 1111013000107
PBSI 3c
Asmaradana pertama
berasalkan dari sastra Jawa klasik kemudian muncullah sastra yang berjudul sama
yang dibuat oleh tiga sastrawan Indonesia modern yaitu, Danarto, Goenawan
Mohamad, dan Subagio Sastrowardojo.
Untuk mengetahui apakah Asmaradana sastra Jawa
klasik merupakan Hipogram dari karya sastrawan Danarto, Goenawan Mohamad, dan
Subagio Sastrowardojo, Hal pertama yang dilakukan oleh Santosa dalam
menganalisis tiga karya tersebut yaitu, mengkaji isi teks dari masing-masing
karya secara mendalam.
Asmaradana yang memiliki
arti api percintaan atau api asmara, atau seseorang yang sangat mencintai lawan
jenisnya.
- Asmaradana dalam sastra Jawa klasik
Dalam bahasa Jawa:
Anjasmara ari mami
mas mirah kulaka warta
dasihmu lan wurung layon
aneng kutha Prabalingga
prang tandhing Wurungbhisma
karia mukti wong ayu
pun kakang pamit palastra.
Terjemahan
dalam bahasa Indonesia:
Anjasmara
Andidaku
permata
hati carilah berita
kekasihmu
tak urung jadi mayat
berada
di kota Prabalingga
bertempur
melawan Wurubhisma
tinggallah
berbahagia wahai kekasihku
Kakanda
memohon diri untuk mati.
- Asmaradana karya Danarto
Cerpen yang berjudul Asmaradana karya Danarto tidak dapat dikatakan
sebagai transformasi teks dari Asmaradana sastra Jawa klasik karena Danarto
membuat karya tersebut mengacu pada mitologi Yunani klasik yang terlihat pada
nama-nama tokohnya seperti Salome, Herodes, Herodiah, dan lain-lain. Secara
genre pun karya Danarto merupakan cerita pendek bukan puisi/sajak. Dan karya
ini memiliki makna kerinduan atas Tuhan. Kesamaannya hanya pada judul karya
sastranya saja.
- Asmaradana karya Goenawan Mohamad
ASMARADANA
..............................
..............................
Lalu ia
tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok
pagi pada rumput halaman ada
tapak yang menjauh ke utara,
ia tak akan mencatat yang
telah lewat dan yang akan tiba,
karena ia tak berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggallah
seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin,
abai dalam waktu.
Lewat remang dan
kunang-kunang, kaulupakan wajahku.
Kulupakan wajahmu.
Asmaradana karya Goenawan Mohamad tidak hanya judul karyanya yang sama,
kisah yang dimiliki karya ini pun sama dengan Asmaradana satra Jawa klasik yang
mengisahkan Anjasmara dengan kekasihnya. Perubahan dalam karya ini yaitu bait
dan liriknya, karya goenawan lebih bersifat naratif, memiliki dua sudut pandang
antara (ia) orang ketiga dan (aku) orang pertama. Dapat dikatakan bahwa karya Goenawan
Mohamad bukan hanya sekedar meniru tetapi ia turut memodifikasi membuat
kreatifitas untuk membudayakan sastra Jawa klasik.
- Asmaradana karya Subagio Sastrowardojo
ASMARADANA
..............................
.................................
Dewa tak
melindunginya dari neraka
tapi
Sita tak merasa berlaku dosa
sekadar
menurutkan naluri.
Pada
geliat sekarat terlompat doa
jangan
juga hangus dalam api
sisa mimpi
dari senggama.
Asmaradana
karya Subagio jelas berbeda dengan karya sastra Jawa klasik dan karya Goenawan
Mohamad. Karya ini membolak-balikkan fakta dari tokoh Sita yang dalam mitos
Jawa dikenal sebagai wanita yang setia, pasif dan baik sebagai anak dan istri
terkesan menjadi wanita binal atau perempuan jalang yang terhanyut oleh cinta.
Sudut pandang yang dipakai pun berbeda dengan karya Goenawan, sudut pandang
yang dipakai adalah orang ketiga serba tahu. Jadi, karya Subagio tidak dapat
dikatakan meniru meskipun memiliki judul yang sama.
Sekedar koreksi ya mas/mbak..
BalasHapusAda kesalahan pada tembang Asmarandana
...............
...............
Dasihmu lan wurung layon, yang seharusnya Dasihmu tan wurung layon
..............................
Prang tandhing Wurungbhisma, yang seharusnya Prang tandhing wurubhisma..
Mtrnuwun..
Salam Budaya