Minggu, 02 Desember 2012

Kepengawasan Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang dan Tujuan
Setelah kita mengetahui pengertian dan macam-macam administrasi pendidikan pada umumnya dan segala bidang serta kegiatannya. Maka kepengawasan pendidikan atau biasa disebut dengan supervisi pendidikan merupakan kegiatan yang sangan erat dengan administrasi pendidikan. Tujuan pokok administrasi pendidikan adalah mengorganisasikan dan berusaha memperlancar proses belajar mengajar di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan, sedangkan tujuan pokok supervisi pendidikan adalah membina dengan kontinu terhadap perbaikan dan pengembangan program pengajaran.
Pada makalah ini akan dijelaskan secara berturut-turut tentang pengertian dari kepengawasan pendidikan, konsep, prinsip-prinsip, tujuan, fungsi, tipe/gaya, proses, teknik, metode, macam-macam supervisi pendidikan, dan pengawasan yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Kepengawasan Pendidikan
Supervisi dilihat dari sudut etimologi berasal dari kata ‘super dan ‘vision’ yang berarti ‘atas’ dan ‘penglihatan’, secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Istilah ‘melihat’ dalam hubungannya dengan masalah supervisi searti dengan ‘menilik’, ‘mengontrol’, ‘mengawasi’. Pada dasarnya supervisi ialah mengawasi segala tugas dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada bawahan. Dengan pengertian tugas dan tanggung jawab itu telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan atau belum. Jika sudah, perlu ditingkatkan. Jika belum, akan dicari sebabnya kemudian dicari jalan keluarnya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. menurut Murdick pengawan merupkan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdidri dari tiga tahap (1) menerapkan standar pelaksanaan, (2) pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Oleh karena itu secara semantik pengertian supervisi pendidikan ialah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan), agar ia mengalami pertumbuhan secara maksimal dan integral baik provesi maupun pribadinya.
            Berikut pengertian supervisi pendidikan menurut beberapa ahli:
1)      Boardmen
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan membimbing secara lanjut pertumbuhan guru-guru baik secara pribadi maupun kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
2)      Mc. Nemey
Supervision is the procedures of giving direction to and providing critical evaluations of the intructional process.
3)      Kimball Wiles
Supervision is assistance in the development of a better teaching – learning situation.
4)      Adams & Dickey
Supervision is an expert technical service primarily aimed at studying an improving co – operatively all factors which affect child growth and development.
Dari beberapa pengertian supervisi di atas tersirat makna:
  1. Supervisi bukan usaha pengarahan yang membentuk pribadi guru selaras dengan pola yang dikehendaki supervisor, tetapi supervisor membantu gruru agar guru berkembang menjadi pribadi yang sesuai dengan kodratnya.
  2. Dalam kegiatan supervisi pendidikan bukan hanya provesi guru yang bertumbuh, tetapi juga pribadinya.
  3. Dalam kegiatan supervisi pendidikan tidak mencari kesalahan guru, tetapi membantu mereka agar dapat menemukan masalah yang dihadapai dan bagaimana memecahkannya.
2. Prinsip-prinsip Supervisi
  1. Prinsip Fundamental
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamentalnya. Setiap supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.
  1. Prinsip Praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
1)      Prinsip positif merupan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya
a)      Supervisi harus konstruktif dan kreatif
b)      Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional
c)      Supervisi hendaklah progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal
d)     Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
e)      Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik yang dinamik
f)       Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada menuju sesuatu yang dicita-citakan
g)      Supervisi harus jujur, obyektif, dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan
2)      Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor dalam kegiatan supervisi.
a)      Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang yang disupervisi
b)      Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, perkoncoan, dan sebagainya
c)      Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak, dan memperkuda bawahan.
d)     Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun
e)      Supervisi tidak boleh mengeksplotasi bawahan dan bersifat otoriter
f)       Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya
g)      Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur, dan menutup diri terhadap kritik dan saran dari bawahannya
  1. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan umum supervisi pendidikan harus sama dengan Tujuan Pendidikan Nasional sesuai keputusan MPR yang tertera dalam GBHN 1983, sebagai berikut;
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama, bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.1
Tujuan khusus supervisi pendidikan yang merupakan tugas-tugas khusus seorang supervisor yaitu:
a.       Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan
b.      Membina guru-guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya
c.       Membina guru-guru untuk mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis serta religius


 
1Subari, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 12.

d.      Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar, dan seterusnya
e.       Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demikratis, kooperatif serta kegotong royongan
f.       Memperbesar ambisi guru-guru /dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya
g.      Membina guru-guru /dan karyawan meningkatkan popularitas sekolahnya
h.      Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat
i.        Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan ketemansejawatan dari seluruh tenaga pendidikan
  1. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen ada 8 fungsi, yaitu:
  1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
  2. Memperluas pengalaman guru
  3. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
  4. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
  5. Memberikan fasilitas dan penelitian yang terus-menerus
  6. Menganalisis situasi belajar mengajar
  7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
  8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Menurut Ametembun ada 4 fungsi, yaitu:
  1. Penelitian
  2. Penilaian
  3. Perbaikan
  4. Pembinaan
  1. Tipe atau Gaya Supervisi Pendidikan
Dalam menunaikan fungsinya, seorang supervisor dapat menggunakan berbagai bentuk/cara supervisi. Ada 4 tipe khas/pokok supervisi pendidikan:
  1. Tipe Otokratis
Supervisor yang otokratis menganggap fungsinya sebagai penentu segala kebijakan yang harus dijalankan dan bagaimana harus menjalakannya. Selanjutnya mengawasi bagaimana kebijakannya itu dijalankan oleh bawahannya. Tipe ini mirip dengan inspeksi. Otoritas mutlak pada pihak supervisor.
  1. Tipe Demokratis
Supervisor yang demokratis menjalakankan fungsinya, secara konsekuen dengan fungsi supervisi yang sebenarnya, yaitu membina dalam arti semurni-murninya. Otoritas supervisor seimbang dengan otoritas pada pihak yang disupervisi.
  1. Tipe Pseudo/Quasi Demokratis
Dalam praktek sering terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti mengadakan rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat tersebut supervisor memaksakan rencananya/keinginannya untuk dituruti bawahannya dengan cara/muslihat yang halus dan licin. Atau dapat juga bahwa yang dilaksanakannya bukan keputusan rapat, dengan alasan yang dipaksa-paksakan.
  1. Tipe Manipulasi Diplomatis
Supervisor tipe ini juga melaksanakan prinsip demokratis seperti mengadakan rapat/musyawarah, tetapi dengan kelihaiannya ia berusaha menggiring pikiran seluruh peserta rapat agar dapat menyetujui kehendaknya.
  1. Tipe Laissez-faire
Supervisor tipe ini mengiterpretasikan demokratis sebagai memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya sehingga akhirnya supervisor sendiri kehilangan otoritas sama sekali. Supervisor sangat menyerahkan/mempercayai bawahannya untuk mengambil keputusan apa saja.
  1. Proses Supervisi Pendidikan
  1. Supervisi yang preventif
Dalam proses supervisinya, supervisor senantiasa berusaha mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan berusaha memberikan nasihat-nasihat dan saran-saran untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan/gangguan yang mungkin  bisa terjadi.
  1. Supervisi yang korektif
Dalam proses supervisinya, supervisor lebih bersifat mencari-mencari kesalahan-kesalahan bawahannya, baik kesalahan-kesalahan prinsipil, teknis, maupun dalam melaksanakan instruksi-instruksi/ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh pihak supervisor.
  1. Supervisi yang konstruktif
Dalam proses supervisinya, supervisor senantiasa berusaha membangkitkan semangat membangun, mengembangkan potensi bawahannya demi peningkatan prestasi dan produktifitas kerja. Kecam-bina atau kritik yang bersifat membangun adalah ciri dari proses supervisi ini. Dalam kependidikan supervisi semacam ini, cenderung mengikuti asas ‘Tut wuri handayani’.
  1. Supervisi yang kreatif
Dalam proses supervisinya, supervisor senantiasa memperhatikan pada inisiatif, daya cipta, penelitian, kepemimpinan dan hasil-hasil penemuan bawahannya dengan memberikan penghargaan, piagam atau predikat-predikat keteladanan.

  1. Supervisi yang kooperatif
Dalam pelaksanaan supervisinya, supervisor selalu mengutamakan kerjasama, partisipasi, musyawarah, toleransi dengan bawahannya demi kemajuan dan pembangunan pendidikan. Kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi selalu mengikutsertakan bawahannya seluas-luasnya. Keberanian mengkritik dan siap dikritik secara sportif dan konstruktif merupakan kebiasaan atau budaya yang mendarah daging antara supervisor dengan orang-orang yang disupervisi.
  1. Menetapkan standar standar pelaksanaan pekerjaan
Penentuan standar mencakup kriteria untuk semua lapisan pekerjaan (job performance) yang terdapat dalam suatu organisasi. kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif. Standar pelaksanaan ialah suatu peryataan mengenai kondisi kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.
  1. Pengukuran/Pelaksanaan Pekerjaan
Metode dan teknik koreksinya dapat dilihat atau dijelaskan klasifikasi fungsi fungsi manajemen. (1) perencanaan: garis umpan balik proses manajemen dapat berwujud meninjau kembali rencana mengubah tujuan atau mengubah standar, (2) pengorganisasian: memeriksa apakah sturktur organisasi yang ada itu cukup sesuai dengan standar, apakah tugas dan kewajiban telah dimengerti dengan baik, dan apakah perlu penataan kembali orang orang, (3) penataan staf: memperbaiki sistem seleksi, (4) pengarahan: mengembangkan kepemimpinan yang lebih baik,  meningkatkan motivasi.
  1. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
  1. Teknik Kelompok
Bila supervisor memperhitungkan bahwa masalah yang dihadapi bawahannya adalah sejenis, maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan teknik kelompok, seperti rapat kerja sekolah, lokakarya, penataran, seminar, diskusi, dan sebagainya.

  1. Teknik Individual
Bila masalah yang dihadapi adalah masalah yang bersifat pribadi apalagi khusus atau ‘secret’, maka teknik yang digunakan sebaiknya adalah teknik individual, dengan pertemuan ‘empat mata’ dan dijamin kerahasiaannya.
  1. Metode-metode Supervisi Pendidikan
  1. Metode Langsung (direct method)
Bila supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara/media, maka dikatakan bahwa ia menggunakan metode langsung, baik individual maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan guru bidang studi, dan sebagainya.
  1. Metode Tak Langsung (indirect method)
Bila dalam mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak tidak langsung atau menggunakan alat/benda perantara atau media dalam pelaksanaan supervisi, maka ia menggunakan metode tak langsung. Misalnya dengan menggunakan papan pengumuman dan sebagainya.
  1. Beberapa Macam Supervisi Pendidikan
  1. Supervisi Klinis (clinical supervision)
Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara sistematik kepada calon guru sesuai kebutuhan calon guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu diberikan dengan cara yang memungkinkan calon guru menemukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki kekurangannya sendiri (dalam suatu pengakuan yang jujur dan tulus).
  1. Validasi Teman Sejawat
Validasi teman sejawat merupakan validasi terhadap suatu lembaga pendidikan yang dijalankan oleh sekelompok validator yang seprofesi dengan para pengasuh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dlam kegiatannya tercermin adanya keinginan dalam diri pelaksana lembaga pendidikan yang bersangkutan yang dinyatakan secara terbuka bahwa mereka atau lembaga yang diasuhnya agar divalidasi oleh pihak lain. Sementara sasaran kegiatan supervisi adalah mengadakan pembinaan kearah peningkatan kualitas lembaga.
  1. Pengawasan yang Efektif
Pengawasan yang efektif  harus melibatkan semua tingkat manajer dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja. konsep pengawasan efektif ini mengacu pada pengawasan mutu terpadu atau Total Quality Qontrol (TQC). TQC sebagai suatu sistem untuk memadukan bermacam macam kualitas (pemeliharaan, perbaikan, pengembangan) produksi, dan pemasarannya dengan tingkat harga yang paling ekonomis teapi dapat memberikan kepuasan bagi para pemaikainya.
Didalam dunia pendidikan QTC akan dapat efektif, jia pada setiap tingkatan pendidika mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara kelompok kerja (guru) dan pimpinan dalam melakukan pengawasan mutu.
Beberapa kondosi yang harus diperhatikan jika pengawasan ini dapat berfungsi efektif, antara lain:
  1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kreteria yang dipergunakan dalam sisitem pendidikan, yaitu revansi, efekivitas, efesiensi dan produkvitas.
  2. Pengawasan hendaknya disesuaikan degan sifat dan kebutuhan organisai
  3. Pengawan hendaknya dibatasi
  4. Sistem pengawan hendaknya harus dikemudi (steering controls)
  5. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan
  6. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu menemukan masalah, menemukan penyebab dll.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepengawasan pendidikan atau supervisi pendidikan ialah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan), agar ia mengalami pertumbuhan secara maksimal dan integral baik provesi maupun pribadinya. Proses dasarnya terdidri dari tiga tahap (1) menerapkan standar pelaksanaan, (2) pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.


Daftar Pustaka
Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya Offset.
H. Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar